Miris, Siswa SDN di Lebak Belajar di Lantai Beralas Karpet Tanpa Meja & Kursi - Pejuang.Net - Pusat Berita Islam Indonesia

Pejuang.Net - Pusat Berita Islam Indonesia

Situs Islam Rujukan

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Kamis, 31 Oktober 2019

Miris, Siswa SDN di Lebak Belajar di Lantai Beralas Karpet Tanpa Meja & Kursi


GELORA.CO - Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Pasir Kupa, Kalanganya, Lebak, Banten terpaksa harus menumpang bersekolah di Madrasah Diniyah dengan duduk dan belajar di lantai. Para siswa SDN 2 Pasir Kupa harus menumpang ke sekolah lain lantaran kekurangan ruang kelas.

Kepala Sekolah SDN 2 Pasir Kupa Huryati mengatakan ada sebanyak 68 siswa yang belajar numpang di madrasah dari empat rombongan belajar. Kelas empat a, b, c dan kelas tiga a. Karena tidak ada meja dan kursi akhirnya mereka belajar di lantai.

"Bukan kebanyakan murid tapi situasi dan kondisinya kampung Legok itu banyak penduduknya kan," kata Huryati saat dikonfirmasi, Kamis (31/10).

SDN 2 Pasir Kupa memiliki sebanyak 324 murid, namun hanya memiliki 6 ruang kelas belajar. Idealnya untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah itu membutuhkan 13 ruang kelas. Sehingga saat ini masih kekurangan 7 ruang kelas belajar.

Huryati menuturkan, kondisi kekurangan ruang kelas ini sudah terjadi puluhan tahun lalu. Namun untuk siswa belajar di lantai baru berlangsung selama delapan tahun.

"Kita numpang di madrasah tiga lokal. Karena Yayasan pribadi salah satu tokoh masyarakat jadi tidak lengkap (tidak ada fasilitas belajar) dan sudah rusak-rusak," katanya.

Huryati mengaku, pihak sekolah pernah beberapa kali menyampaikan kondisi miris tersebut kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak. Namun tidak ada respons apapun.

"Sudah kepala sekolah yang lama, ibu kan baru sebulan dan DPR sudah datang ke sini. Cuma sampai saat ini enggak ada perubahan," katanya.

Dia berharap, pemerintah daerah mapun pemerintah pusat dapat memperhatikan dan segera mencari solusi terhadap permasalahan tersebut agar siswa dapat nyaman belajar.

"Supaya anak-anak belajar nyaman itu saja sih. Ibu mah minta tambah lokal (bangunan) sama lapangan upacara karena kegiatan upacara masuk jam belajar tapi tidak ada (upacara)," tandas Huryati.[mdk]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad