Al-Quran, Tolok Ukur Keadilan - Pejuang.Net - Pusat Berita Islam Indonesia

Pejuang.Net - Pusat Berita Islam Indonesia

Situs Islam Rujukan

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Minggu, 23 Juni 2019

Al-Quran, Tolok Ukur Keadilan



PEJUANG.NET - Keadilan itu keseimbangan. Baik antara dua hal, atau banyak hal. Masing-masing mendapat hak dan porsi seimbang, tidak ada yang berat sebelah. Orang biasa menyebutnya proporsional. 

Keadilan itu bukan konsep di ruang hampa. Tapi ia memerlukan ruang lingkup aplikasi. Tergantung lokasinya di mana, batas teritorialnya mana, dan siapa saja partisipan yang terlibat. 

Beberapa kesalahan dalam merumuskan konsep keadilan : 

1. Mengabaikan sebagian pihak yang sejatinya ada di dalam habitat diterapkannya keadilan. Misalnya disebabkan yang bersangkutan tidak terdengar suaranya. Seperti hewan, tumbuhan, janin, masyarakat marjinl, orang gila dll. Konsep sekuler, mengabaikan keberadaan Allah. 

2. Tidak memahami dengan akurat hak, kebutuhan, kewajiban dan kepentingan masing-masing. Lalu bagaimana mensinkronkannya secara adil dan proporsional di dalam ruang lingkup yang ada. 

Kesalahan ini terpulang pada kelemahan manusia sebagai makhluk. Dia bagian yang harus disinkronkan, tidak akan bisa memainkan dua peran; sebagai pembuat kebijakan, sekaligus obyek dari kebijakan tersebut. 

3. Membatasi hanya dalam teritorial tertentu. Misalnya negara, atau wilayah tertentu. Apapun yang tidak masuk dalam wilayah teritorial tersebut, diabaikan haknya. 

Pembatasan ini melahirkan ketidak-adilan karena tidak ada sebuah teritorial yang sama sekali tak mendapat pengaruh dari wilayah lain. Seperti keberadaan matahari yang memberikan sinarnya kepada wilayah tersebut. Ada angin dari wilayah lain. Ada awan, air dll.

Islam datang untuk mengoreksi kelemahan tersebut. 

A. Menurut Islam, teritorial keadilan adalah alam semesta. Tak bisa dibatasi dengan negara atau wilayah tertentu. Sehingga Rabbul Alamin termasuk ikut mendapat hak secara adil. Tak hanya warga negara tertentu. 

B. Islam memperhatikan semua pihak termasuk pihak yang tak terdengar suaranya. 

C. Rumusan konsep keadilan dalam Islam berasal dari Allah, Pencipta alam semesta. Bukan dari manusia. Sehingga lebih fair. Tidak ada yang terzalimi haknya.

Konsep keadilan dari Allah ini tertuang dalam Al-Quran. Maka kita diperintahkan untuk merenungkannya, karena mengandung kesempurnaan yang mengagumkan. 

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا

Maka tidakkah mereka menghayati (mencermati) Al-Qur'an? Sekiranya (Al-Qur'an) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang kontradiksi di dalamnya. (QS. An-Nisa: 82)

Sayangnya banyak orang yang cenderung sok tahu. Merasa punya kecerdasan untuk mengatasi semua masalah yang dihadapi manusia. Akhirnya meremehkan keberadaan Al-Quran yang diturunkan oleh Allah. 

Maka iman terhadap Al-Quran menjadi harga mati. Tanpa iman, manusia akan kehilangan mutiara keadilan yang selama ini mereka cari. 

والله أعلم بالصواب 

Publis by : Pejuang.Net │ Ikuti kami di channel Telegram : t.me/pejuangofficial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad