PEJUANG.NET - Warga Palestina di Issawiya, Yerusalem Timur, melanjutkan protes untuk hari ketiga setelah tentara Israel membunuh Mohammad Obeid yang berusia 20 tahun pada hari Kamis.
Saksi mata mengatakan bahwa tentara membunuh Obeid meskipun nyawa mereka tidak terancam. Para pejabat Israel mengakui penembakan Obeid, namun mereka mengklaim khawatir dengan kembang api yang diluncurkan pada mereka dari jarak dekat. Pasukan Israel kemudian mengambil mayat Obeid dari sebuah mobil yang menuju ke rumah sakit Maqass di dekatnya.
Pengadilan Israel menolak untuk segera mengembalikan jenazahnya. Ahmad Budeiri, seorang reporter, mengatakan bahwa pengadilan memerintahkan jenazah itu dikembalikan dengan syarat keluarga setuju bahwa hanya empat orang yang akan menghadiri pemakaman atau mereka akan didenda 20.000 shekel ($ 5.000).
Keluarga menolak syarat tersebut. “Jika masalah kembalinya jenazah tidak tercapai, ini (protes) bisa dengan cepat meningkat,” kata Buderi.
Talal Abu Afifeh, kepala Forum Intelektual Yerusalem, mengatakan bahwa protes yang menyebabkan pembunuhan Obeid bertentangan dengan rencana “Perdamaian untuk Kesejahteraan” yang dipimpin AS.
“Protes di Issawiya menentang lokakarya ekonomi Bahrain dan telah meningkat sejak itu,” katanya. Abu Afifeh, yang tinggal di kamp pengungsi Shufat terdekat, mengatakan: “Orang-orang di kamp pengungsi Shufat, Sur Baher dan Qalandia telah melakukan protes terus menerus sejak Kamis,” katanya.
Ibu Obeid mengatakan bahwa putranya telah ditangkap beberapa kali oleh polisi Israel.
Penduduk Issawiya telah menjadi sasaran penggerebekan dan penangkapan reguler oleh tentara dan polisi Israel selama bertahun-tahun, dengan rumah-rumah di kota itu sering dihancurkan.
Pintu masuk utama ke kota itu secara historis dekat dengan Hebrew University, tetapi ditutup oleh otoritas Israel selama Intifada Kedua tahun 2000-2005. Sekarang, hanya pejalan kaki yang bisa masuk melalui rute.
Warga Issawiya mengeluh bahwa mereka didiskriminasi demi Universitas Ibrani terdekat di Gunung Scopus, yang berkembang.
Publis by : Pejuang.Net
Ikuti kami di channel Telegram : t.me/pejuangofficial
Facebook : https://www.facebook.com/pejuangofficial
Flow Twitter Kami: @PejuangNet (kt)
Saksi mata mengatakan bahwa tentara membunuh Obeid meskipun nyawa mereka tidak terancam. Para pejabat Israel mengakui penembakan Obeid, namun mereka mengklaim khawatir dengan kembang api yang diluncurkan pada mereka dari jarak dekat. Pasukan Israel kemudian mengambil mayat Obeid dari sebuah mobil yang menuju ke rumah sakit Maqass di dekatnya.
Pengadilan Israel menolak untuk segera mengembalikan jenazahnya. Ahmad Budeiri, seorang reporter, mengatakan bahwa pengadilan memerintahkan jenazah itu dikembalikan dengan syarat keluarga setuju bahwa hanya empat orang yang akan menghadiri pemakaman atau mereka akan didenda 20.000 shekel ($ 5.000).
Keluarga menolak syarat tersebut. “Jika masalah kembalinya jenazah tidak tercapai, ini (protes) bisa dengan cepat meningkat,” kata Buderi.
Talal Abu Afifeh, kepala Forum Intelektual Yerusalem, mengatakan bahwa protes yang menyebabkan pembunuhan Obeid bertentangan dengan rencana “Perdamaian untuk Kesejahteraan” yang dipimpin AS.
“Protes di Issawiya menentang lokakarya ekonomi Bahrain dan telah meningkat sejak itu,” katanya. Abu Afifeh, yang tinggal di kamp pengungsi Shufat terdekat, mengatakan: “Orang-orang di kamp pengungsi Shufat, Sur Baher dan Qalandia telah melakukan protes terus menerus sejak Kamis,” katanya.
Ibu Obeid mengatakan bahwa putranya telah ditangkap beberapa kali oleh polisi Israel.
Penduduk Issawiya telah menjadi sasaran penggerebekan dan penangkapan reguler oleh tentara dan polisi Israel selama bertahun-tahun, dengan rumah-rumah di kota itu sering dihancurkan.
Pintu masuk utama ke kota itu secara historis dekat dengan Hebrew University, tetapi ditutup oleh otoritas Israel selama Intifada Kedua tahun 2000-2005. Sekarang, hanya pejalan kaki yang bisa masuk melalui rute.
Warga Issawiya mengeluh bahwa mereka didiskriminasi demi Universitas Ibrani terdekat di Gunung Scopus, yang berkembang.
Publis by : Pejuang.Net
Ikuti kami di channel Telegram : t.me/pejuangofficial
Facebook : https://www.facebook.com/pejuangofficial
Flow Twitter Kami: @PejuangNet (kt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar