Bocah 5 Tahun Diperkosa Kakak dan Dibunuh Ibu Angkat, Ayah dan Ibu Kandung Minta Pelaku Dihukum Mati - Pejuang.Net - Pusat Berita Islam Indonesia

Pejuang.Net - Pusat Berita Islam Indonesia

Situs Islam Rujukan

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Minggu, 29 September 2019

Bocah 5 Tahun Diperkosa Kakak dan Dibunuh Ibu Angkat, Ayah dan Ibu Kandung Minta Pelaku Dihukum Mati


GELORA.CO - NP, bocah perempuan berusia 5 tahun menjadi korban pemerkosaan kakak angkat RG (16) dan R (14) dan dibunuh oleh ibu angkatnya SR alias Yuyu (39) di Sukabumi, Jawa Barat.

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Minggu (29/9/2019), ibu kandung NP, Sri Yuliganti atau Yuli (38) serta ayah kandungnya, Hadi (53) sepakat meminta agar ketiga pelaku mendapat hukuman mati.

Diketahui, Hadi dan Yuli sudah bercerai sejak NP masih berusia dua bulan, sehingga Yuli yang menjanda memilih tinggal menumpang di rumah kakaknya.

Hadi pertama tahu kabar tragis anaknya saat anggota kepolisian Sukabumi datang ke rumahnya, Senin (23/9/2019).

Saat itu Hadi diberitahu bahwa putri kecilnya ditemukan meninggal dunia akibat dibunuh.

"Saya mengetahui setelah ada polisi yang datang ke sini memberi tahu bahwa anak saya meninggal dibunuh," ujar Hadi di rumahnya di Cikundul, Kecamatan Lembursitu, Kamis (26/9/2019).

Polisi memberitahui Hadi bahwa NP ditemukan meninggal dunia di Sungai Cimandiri.

Sebelum ditemukan tewas, NP sempat diperkosa oleh kedua kakak angkatnya serta disiksa hingga tewas oleh ibu angkatnya.

Mengetahui kenyataan itu, Hadi beraharap agar pelaku diberi hukuman setimpal, yakni hukuman mati.

"Kalau dihukum, hukum mati saja kalau bisa. Anak saya meninggal ya pembunuhnya juga harus mati," harap Hadi.

Senada dengan mantan suaminya, Yuli juga berharap ketiga pelaku dihukum mati.

Yuli mengaku geram dengan perbuatan keji oleh ibu dan dua orang putranya itu.

"Mau digantung silakan, mau dihukum mati silakan," kata Yuli.

Sebelumnya diberitakan, jenazah NP ditemukan dalam kondisi tidak wajar di Sungai Cimandiri, Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Minggu (22/9/2019) siang.

Kasus ini dilimpahkan dari Polres Sukabumi ke Polres Sukabumi Kota, Selasa (24/9/2019).

Saat penemuan jasad NP, SR sempat pura-pura tidak tahu dan bahkan ikut bersedih atas kematian putri angkatnya.

SR mengaku sempat mencari NP dan akan melapor ke polisi lantaran anaknya tak pulang-pulang.

Diberitakan TribunBogor.com, Sabtu (28/9/20190, SR mengungkap tindakannya membunuh NP.

SR mengakui dirinya melakukan penyiksaan terhadap korban sampai korban meninggal dunia.

Dari keterangan SR, Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi menyebut SR memukul dan mencekik leher NP hingga tewas.

Sebelum disiksa hingga tewas, NP sempat diperkosa oleh kedua kakak angkatnya.

"Pada hari Minggu itu kejadiannya adalah pada saat korban mandi dilihat oleh tersangka RG, kemudian langsung diperkosa," terang Nasriadi.

"Saat pemerkosaan berlanjut, datanglah R melihat adiknya memperkosa adik angkatnya itu. Kemudian bergantian RG melakukan pemerkosaan kemudian R melakukan pemerkosaan."

Kemudian datanglah SR yang mencekik leher NP lalu berhubungan intim dengan kedua putranya di dekat jasad NP.

"Yang lebih zalim lagi adalah setelah korban dicekik, ibu kandung bersama anak kandung si RG ini melakukan hubungan intim di dekat mayat alamarhum," terangnya.

Setelah melakukan hubungan intim, dan korban meninggal dunia, mereka bertiga membawa korban sekitar 900 meter dibuang ke Sungai Cimandiri."

NP Berpisah dari Ibu Kandung Sejak Kecil

Yuli menceritakan awal mula ia berpisah dari buah hatinya tersebut.

"Sekitar tiga tahun berpisah dengan saya," ujar Yuli, di rumah kontrakan di Kelurahan Jayamekar, Kecamatan Baros, Sukabumi, Jumat (27/9/2019).

Yuli menceritakan sebelum NP diangkat anak oleh tersangka SR, NP terlebih dahulu dirawat oleh tetangganya, Ma Kokom saat di Kampung Joglo.

Saat itu Yuli mengizinkan Ma Kokom merawat putrinya namun dengan syarat tidak diberikan kepada siapa-siapa.

Sebelumnya Ma Kokom sempat ingin merawat NP hingga menyekolahkannya.

"Ma Kokom ingin merawat anak saya, karena lucu. Ya saya bilang silakan saja, tapi jangan dikemana-manain. Kalau sudah enggak sanggup merawatnya kasihkan lagi ke saya," ujar Yuli.

Ketika menyerahkan NP kepada Ma Kokom, saat itu statusnya tengah menjanda setelah cerai dari Hadi (53) dan tinggal di rumah kakaknya.

"Waktu itu saya lagi menjanda, saya cerai dengan suami saat anak saya usia tujuh bulan," jelasnya.

Yuli mengaku tidak tahu ketika NP yang kala itu berusia 3 tahun diberikan Ma Kokom kepada SR.

Ma Kokom menyebut alasannya menyerahkan NP kepada SR lantaran dirinya sudah tua dan sakit-sakitan.

Yuli pun sempat berusaha mencari tahu keberadaaan putri kecilnya.

Namun pencarian Yuli tak membuahkan hasil lantaran SR kerap berpindah rumah hingga selama dua tahun pun Yuli tak pernah bertemu putrinya.

"Sejak usia tiga tahun saya tidak ketemu anak saya lagi, dan terakhir ketemu di rumah sakit anak saya sudah meninggal," ujar Yuli.

Yuli mengungkap pertama kali dirinya mengetahui kejadian tragis yang menimpa putrinya dari Hadi dan pihak kepolisian, Senin (23/9/2019).

Saat itu kematian NP sempat diduga karena hanyut di sungai.

Saat melihat kondisi jenazah anaknya di Instalasi Jenazah RSUD R Syamsudin, Yuli curiga sang putri meninggal akibar tindak kekerasan.

"Masa sih hanyut di sungai? Saya melihat dengan mata saya sendiri, anak saya pada lehernya memar, mulut berbusa, dan betisnya ada luka. Saya sudah curiga," kata Yuli.

Yuli yang mencari informasi dari para tetangga SR pun tahu bahwa putrinya kerap disiksa oleh sang ibu angkat.

"Kata para tetangga, anak saya ini sering disiksa ibu angkatnya," ujarnya.[tn]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad