Selamat Jalan, Mas Djaduk - Pejuang.Net - Pusat Berita Islam Indonesia

Pejuang.Net - Pusat Berita Islam Indonesia

Situs Islam Rujukan

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Kamis, 14 November 2019

Selamat Jalan, Mas Djaduk

OLEH: JAYA SUPRANA

GELORA.CO - KANTOR Berita RMOL.id memberitakan bahwa Djaduk Ferianto meninggal dunia pada Rabu 13 November 2019 sekitar pukul 02.30 WIB.

Jenazah sdisemayamkan di Padepokan Seni Bagong Kusudiardjo, Yogyakarta sebelum dimakamkan di pemakaman keluarga di Sembungan, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.

Djaduk Ferianto meninggal di usia 55 tahun, karena serangan jantung.   Ia meninggalkan seorang isteri dan 5 orang anak.

Pria bernama lengkap Gregorius Djaduk Ferianto itu dikenal kerap menggarap sejumlah ilustrasi musik sinetron, jingle iklan, penata musik pementasan teater, hingga tampil bersama kelompoknya dalam pentas musik di berbagai negara.

Djaduk bersama kelompok Kua Etnika dikenal kerap mengeksplorasi berbagai alat dan benda sebagai instrumen musiknya. Satu di antara  ilustrasi musik film yang pernah digarapnya, antara lain film Petualangan Sherina pada tahun 2000.

Kehilangan

Saya kehilangan seorang tokoh pemusik Nusantara  lintas genre, kategori, penggolongan atau apa pun yang dibatas-batasi oleh manusia.

Mas Djaduk memiliki daya kreatifitas luar biasa dahsyat mewarisi kesaktian ayahnda beliau, seniman besar Bagong Kusudiarjo. Dalam berkarya, secara menakjubkan gerak dinamika musikalitas mas Djaduk bergerak bebas ibarat binatang jalangnya Chairil anwar menembus segala perbatasan wilayah mulai dari gending sampai jazz melewati relung-relung humor sampai horror.

Diolah mas Djaduk, musik berkembang menjadi hakikat fitrahnya yaitu bunyi. Bersama mas Butet, mas Djaduk merupakan dua insan bersaudara seniman Yogyakarta kebanggaan Nusantara yang citranya melalang buana ke seantero penjuru planet bumi.

Mahakarya musik mas Djaduk senantiasa bahkan niscaya menggetar sukma para penikmat nikmatnya zat yang terkandung di dalamnya. Dapat diyakini bahwa Ibu Pertiwi menangis akibat duka nestapa kehilangan seorang putra terbaiknya. Selamat jalan, Mas Djaduk.

Penulis adalah pembelajar kebudayaan dan peradaban.(rmol)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad