Krisis Ekonomi Parah Menimpa Lebanon, Syiah Mengambil Untung - Pejuang.Net - Pusat Berita Islam Indonesia

Pejuang.Net - Pusat Berita Islam Indonesia

Situs Islam Rujukan

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Selasa, 13 Juli 2021

Krisis Ekonomi Parah Menimpa Lebanon, Syiah Mengambil Untung

Beirut - Krisis ekonomi semakin mendalam yang tengah melanda Lebanon dinilai akan menguntungkan kelompok syiah, Hizbullah yang didukung Iran. Basis pendukung Hizbullah diperkirakan semakin bertumbuh saat rakyat Lebanon kecewa dengan pemerintah dan para elite politik negara itu.
Seperti dilansir TRT World, Jumat (9/7/2021), krisis ekonomi telah memicu unjuk rasa meluas di berbagai wilayah Lebanon. Kebuntuan politik -- tidak ada pemerintahan yang jelas sejak ledakan mengguncang Beirut tahun lalu -- menempatkan negara itu pada ambang kehancuran.


Di saat rakyat menderita, faksi-faksi politik Lebanon terjebak dalam permainan saling menyalahkan. Lebanon kini dikuasai pemerintahan sementara karena faksi politik di negara itu gagal mencapai kesepakatan untuk membentuk pemerintahan baru.
Hizbullah, partai politik Syiah berpengaruh dengan sayap militer kuat, menuduh pemerintah pusat bertanggung jawab atas krisis yang kini menyelimuti Lebanon. Kalangan elite politik Lebanon dan sekutu politik mereka balik menuduh Hizbullah bertanggung jawab atas persoalan di negara itu.
Meskipun mendapat tekanan Israel dan Amerika Serikat (AS), para pakar menilai Hizbullah mungkin akan menjadi lebih kuat karena krisis yang berkelanjutan menambah kesolidan basis politiknya di berbagai wilayah Lebanon.
"Jika situasi terus memburuk dan negara berantakan, Hizbullah akan berada di tempat yang lebih baik dari kelompok politik lainnya dalam menyediakan bagi para konstituennya dan dalam mengendalikan area-area yang penting baginya," sebut direktur proyek untuk Irak, Suriah dan Lebanon pada International Crisis Group, Heiko Wimmen, dalam analisisnya.
"Secara objektif, pengaruhnya (Hizbullah-red) bahkan akan meningkat," imbuh Wimmen yang berbasis di Beirut ini kepada TRT World.
Namun Wimmen juga menekankan fakta bahwa kelompok bersenjata itu juga 'sangat tertarik dalam mempertahankan status quo' yang menguntungkan Hizbullah dan sekutunya.
Disebutkan Wimmen bahwa Hizbullah mencapai puncak pengaruhnya dengan pemilu 2018 dan sejak saat itu, pemetaan politik memampukan kelompok itu untuk menggunakan 'pengaruh yang menentukan' di berbagai institusi negara, yang memungkinkan kelompok ini memakai sumber daya publik tanpa batas.
"Ini adalah situasi goldilocks untuk mereka," sebutnya.
Pengamat politik dan kepala konsultasi risiko politik pada International Interest, Sami Hadi, juga menilai krisis ekonomi di Lebanon akan memperkuat kelompok syiah Hizbullah.
"Ketika krisis ekonomi dan politik ini berlangsung, kenyataannya tidak ada satu pun partai lainnya yang memberikan solusi untuk rakyat Lebanon, Hizbullah setidaknya untuk konstituennya sendiri telah memberikan solusi dari layanan medis hingga akses ke bahan makanan," tutur Hamdi kepada TRT World.
Disebutkan Hamdi bahwa saat negara tidak bisa memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya, Hizbullah mampu memberikan layanan seperti supermarket dengan harga terjangkau dan bantuan medis.
"Ini menjadi persoalan 'Anda tidak menggigit tangan yang memberi makan Anda'. Hizbullah melangkah ke mana pemerintah Lebanon gagal," cetusnya.
Demografi Lebanon juga menguntungkan Hizbullah dengan populasi Arab Syiah terus bertumbuh hingga tingkat lebih besar dibandingkan kelompok etnis lainnya.
Dalam jangka panjang, sebut Hamdi, sikap publik terhadap elite politik Lebanon juga bisa 'menguntungkan Hizbullah' karena elite politik akan dipandang oleh rakyat biasa sebagai pihak yang tidak peduli soal Lebanon. Persepsi ini, tambah Hamdi, menjadi salah satu alasan kemarahan publik pada pemerintah.
Lebih lanjut, Hamdi menilai Hizbullah menarik konstituen yang semakin diasingkan oleh pemerintah pusat Lebanon dan para elite politiknya. "Ini menjadi basis di mana Hizbullah menikmati dukungan tak tergoyahkan dan basis yang diabaikan pemerintah Lebanon selama bertahun-tahun," sebutnya.
Tidak hanya itu, Hamdi juga menyebut Hizbullah mampu menjangkau kelompok masyarakat di luar basis tradisionalnya.
"Meskipun mudah untuk berasumsi bahwa Hizbullah berkuasa dengan kekerasan dan banyak pengaruh mereka adalah hasil kekerasan dan kemampuan militer, itu juga hasil dari mengisi kekosongan yang ditinggalkan pemerintah dan memperkuat diri mereka di dalam kekosongan itu," ujarnya.
"Hizbullah mampu beraliansi dengan kelompok Kristen dalam masyarakat Lebanon untuk membangun aliansi tangguh yang mampu beroperasi secara efektif, memberikan Hizbullah kendali resmi secara signifikan di wilayah tersebut," tandas Hamdi.
Sumber detik dot kom



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad