Paman Harun: Saya Disuruh Tanda Tangan untuk Tidak Menuntut - Pejuang.Net - Pusat Berita Islam Indonesia

Pejuang.Net - Pusat Berita Islam Indonesia

Situs Islam Rujukan

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Sabtu, 25 Mei 2019

Paman Harun: Saya Disuruh Tanda Tangan untuk Tidak Menuntut

Didin Wahyudin (45 tahun), Ayah dari Muhammad Harun Al Rasyid (15)

Pejuang.Net - Salah satu korban yang jatuh pada kerusuhan 22 Mei, Muhammad Harun Rasyid (15) yang meninggal dunia dengan luka tembak persis di dada sebelah kiri.

Nurman, paman korban menceritakan, Harun pergi saat malam 22 Mei ketika kerusuhan pecah di sekitar Jalan Brigjen Katamso, Slipi, Jakarta Barat.

Waktu itu dia bersama dua orang temannya berangkat dari kediaman di Duri Kepa karena penasaran ingin melihat ada keramaian.

“Dia penasaran mungkin, temannya bilang kita lihat yuk,” kata Nurman saat ditemui di rumah duka, Jalan Duri Mas Ujung RT 009/10, Duri Kepa, Jakarta Barat, Jumat malam (24/5).

Namun, kematian Harun baru diketahui oleh keluarga pada Kamis 23 Mei malam hari. “Itu ada relawan yang mengabarkan dan memfoto Harun,” terang Nurman.

Pada Jumat pagi (24/5), keluarga baru mengambil jenazah Harun di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Sebelumnya saat Harun meninggal, dibawa ke Rumah Sakit Dharmais.

“Di situ langsung diambil oleh Kepolisian ke RS Polri,” ujar Nurman.

Nurman memastikan, bahwa dalam video yang viral dimana seseorang tengah digebuki oleh beberapa orang petugas berpakaian Brimob di sebuah kompleks masjid adalah bukan Harun.

“Saat di RS Polri saya lihat, luka tembak persis di bagian dada sebelah kiri,” ingatnya.

Namun pihaknya merasa ada yang janggal ketika mengambil jenazah keponakanya itu dari RS Polri.

“Saya suruh tanda tangan untuk tidak menuntut, ada intervensi ke saya, kalau gak mau tanda tangan jenazah gak bisa keluar,” pungkas Nurman. [rm]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad