PEJUANG.NET - Sebanyak dua pertiga anggota Dewan Keamanan (DK) PBB, termasuk Amerika Serikat, Inggris dan Prancis, pada Selasa (30/07/2019) meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyelidiki serangan terhadap fasilitas medis yang didukung PBB di barat laut Suriah.
Militer rezim Suriah yang didukung Rusia meluncurkan kampanye menargetkan wilayah terakhir oposisi Suriah sejak tiga bulan lalu. PBB menyebut, sedikitnya 450 warga sipil tewas dan 440.000 lebih mengungsi akibat kampanye tersebut.
DK PBB menghadapi kebuntuan atas Suriah karena Rusia dan China melindungi pemerintah Presiden Bashar Al-Assad dari tindakan apa pun selama perang delapan tahun.
Inggris, Prancis, Amerika Serikat, Jerman, Belgia, Peru, Polandia, Kuwait, Republik Dominika, dan Indonesia telah menyerahkan permohonan diplomatik resmi kepada Guterres untuk penyelidikan serangan terhadap fasilitas yang didukung PBB.
“Setidaknya 14 fasilitas yang didukung PBB rusak atau hancur di Suriah barat laut sejak akhir April,” kata 10 negara anggota DK PBB itu kepada Guterres dalam petisi yang disepakati, yang dilihat oleh Reuters.
“Karena itu kami dengan hormat meminta Anda untuk mempertimbangkan membuka penyelidikan internal PBB atas serangan yang merusak atau menghancurkan fasilitas yang didukung PBB di Suriah barat laut dan untuk segera melaporkannya,” lanjut petisi tersebut.
Petisi itu menambahkan bahwa mantan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon pada 2016 menggunakan kekuatannya untuk menyelidiki serangan terhadap konvoi kemanusiaan Bulan Sabit Merah Arab Suriah di Aleppo.
Juru bicara Guterres, Farhan Haq, membenarkan bahwa perwakilan 10 anggota DK PBB bertemu dengan atasannya itu. “Kami akan mempertimbangkan permintaan mereka,” kata Haq.
Meskipun PBB memberi tahu kepada semua pihak yang berkonflik mengenai lokasi fasilitas kemanusiaan yang didukungnya, namun kepala staf Dewan Keamanan PBB Mark Lokoc melaporkan bahwa puluhan fasilitas medis dukungan PBB diserang sejak April.
“Apakah Anda menggunakan informasi itu untuk tujuan yang dimaksudkan, yaitu untuk melindungi instalasi … atau digunakan untuk menargetkan fasilitas,” kata Lockock kepada wartawan pada Selasa setelah memberi pengarahan kepada DK PBB untuk ketujuh kalinya sejak pemerintah Suriah melancarkan serangan.
Sepuluh anggota DK PBB meminta Guterich untuk menyelidiki mengapa apa yang disebut mekanisme tanpa pertempuran gagal mencegah serangan.
Rusia dan Suriah mengatakan pasukan mereka tidak menargetkan warga sipil atau infrastruktur sipil dan telah mempertanyakan sumber-sumber yang digunakan oleh PBB untuk memverifikasi serangan terhadap pusat-pusat kesehatan.
Duta Besar Suriah untuk PBB, Bashar al-Jaafari, mengatakan dalam surat 16 Juli kepada Guterich dan Dewan Keamanan bahwa sekitar 119 rumah sakit dan pusat perawatan kesehatan tidak berfungsi karena dikendalikan oleh kelompok “teroris”. Lokasi-lokasi itu sudah tidak dapat dikatakan fasilitas medis lagi yang harus dilindungi. Rezim Assad menuduh lokasi medis itu dijadikan tempat persembunyian kelompok “teroris”.
Publis by : Pejuang.Net
Ikuti kami di channel Telegram : t.me/pejuangofficial
Facebook : https://www.facebook.com/pejuangofficial
Flow Twitter Kami: @PejuangNet
Sumber : kiblat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar