Ratusan Kapal Pemancing China Serbu Pulau Sengketa Di Laut China Selatan - Pejuang.Net - Pusat Berita Islam Indonesia

Pejuang.Net - Pusat Berita Islam Indonesia

Situs Islam Rujukan

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Rabu, 31 Juli 2019

Ratusan Kapal Pemancing China Serbu Pulau Sengketa Di Laut China Selatan

Kepulauan Spartly, Laut China Selatan/Google
PEJUANG.NET - Sekitar 113 kapal pemancing ikan China sejak pekan lalu berkerumun di Pulau Pag-asa, yakni bagian dari kepulauan Spratly yang menjadi sengketa sejak tahun 2011 lalu.

Dikabarkan Al Jazeera, Penasihat Keamanan Nasional Filipina, Hermogenes Esperon Jr. mengungkapkan bahwa terdapat 113 kapal pemancing ikan milik China terlihat mengerumuni Pulau Pag-asa pada 24-25 Juli lalu. Esperon juga merekomendasikan untuk melakukan protes terhadap China walaupun pemerintah FIlipina sendiri masih belum yakin motif apa yang dimiliki oleh China dibalik kejadian ini. 

Menteri Luar Negeri Filipina, Teodoro Locsin yang saat ini sedang berada di Bangkok dalam pertemuan ASEAN, membuat sebuah pengumuman di media sosial pada hari Rabu (31/7). Locsin menyatakan bahwa ia akan mendengar arahan dari inteligen militer dalam kasus ini untuk menghindari adanya misinformasi, terutama ini berhubungan dengan keamanan nasional. 

"Saya hanya mendengar inteligen militer; saya tidak mempercayai sumber yang tidak dipercaya untuk menghindari misinformasi. Karena ini berkaitan dengan keamanan nasional," begitu cuitan Locsin dalam Twitter-nya.

Untuk diketahui, Kepulauan Spartly merupakan salah satu wilayah yang menjadi klaim China atas Laut China Selatan yang disebut dengan 'nine-dash-line' atau sembilan garis patah-patah. Kepulaian Spartly juga diklaim menjadi bagian wilayah beberapa negara, diantaranya Brunei, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam. 

Walaupun para negara sengketa telah menandatangani Code of Conduct pada tahun 2012, namun konflik masih terus memanas. Ketegangan dipicu oleh tindakan China yang dalam beberapa tahun terakhir membuat pangkalan militer di Kepulauan Spratly. Selain itu, China mengizinkan nelayan-nelayannya untuk berlayar ke wilayah sengketa.

Meski demikian, saat ini, Presiden Filipina Rodrigo Duterte justru mengumumkan bahwa ia ingin mempererat hubungannya dengan China. 



Publis by : Pejuang.Net 
Ikuti kami di channel Telegram : t.me/pejuangofficial
Facebook : https://www.facebook.com/pejuangofficial
Flow Twitter Kami: @PejuangNet 
Sumber : rmol

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad