Pesan Pandji soal 'Nyesel Pilih Jokowi': Jangan Fanatik ke Politisi! - Pejuang.Net - Pusat Berita Islam Indonesia

Pejuang.Net - Pusat Berita Islam Indonesia

Situs Islam Rujukan

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Minggu, 29 September 2019

Pesan Pandji soal 'Nyesel Pilih Jokowi': Jangan Fanatik ke Politisi!


GELORA.CO - Beberapa hari yang lalu menggema di media sosial soal 'Nyesel Pilih Jokowi'. Pandji Pragiwaksono ternyata kerap mendapatkan pertanyaan tersebut oleh warganet.

Pandji pun memberikan respons soal ramai warganet 'menyesal milih Jokowi' di channel YouTube miliknya. Bagi sang komika, mereka yang seperti itu masih puber politik.

Pandji pun kemudian memberikan pandangannya untuk orang-orang yang mau paham akan politik dan juga para pendukung Jokowi. Ia menyinggung soal tak selalu Joko Widodo melakukan hal yang benar.

"Video ini gue bikin buat orang paham akan politik. Memilih seseorang tidak membuat lo buta terhadap kesalahan-kesalahan dia. Ini ditujukan spesifik terhadap pendukung-pendukung Pak Jokowi yang ngelihat orang mengkritik Jokowi sebagai serangan. Yang dibenak lo apa, orang ini selalu benar? Tidak mungkin," ujarnya dalam video.

"Kalau kita pikir-pikir, apakah ada orang selalu benar? Kan tidak mungkin. Jadi ketika salah, kita kritik, ketika benar, kita puji," lanjutnya.

Pandji Pragiwaksono juga mengingatkan soal fanatisme. Menurutnya, sangat tidak dianjurkan untuk ngefans dengan seorang politisi.

"Makanya gue pernah bilang ngefans tuh boleh, tapi tidak kepada politisi. Ngefans ke politisi ya jangan, fanatik kepada politisi ya jangan. Ngefans ke penyanyi, aktor, penulis, sutradara, stand up comedian mungkin. Suka dan kagumi boleh sama politisi. Ngefans itu lho kan fanatik," tuturnya.

Pandji begitu mengkritisi orang-orang yang menyerukan 'menyesal memilih Jokowi'. Baginya, mereka belum paham cara terlibat pemilu.

Sang komika kemudian memberikan opininya soal politik dalam memilih seorang pemimpin. Dikatakannya, rakyat mesti terlibat saat pemimpin membutuhkan bantuan ataupun kritikan.

"Ketika dia menjabat terlibat, itu tugas kita. Kita bantu dia ketika dia butuhkan, dan kita kritik dia ketika dia butuh kita untuk dikritik. Itu bentuk keterlibatan kita," ujarnya dalam channel YouTube miliknya.

Lebih lanjut, Pandji Pragiwaksono mengajak warganet yang sudah ikut mencoblos bisa terus memantau negaranya untuk jadi yang baik. Ia sangat merasa aneh kalau ada yang menyesal karena pilihannya.

"Kalau lo ikut pemilu untuk menangin calon lo, bukan lo ikut pemilu karena ingin yang terbaik untuk negara lo, untuk bangsa lo, untuk provinsi atau kota lo, ya sudah pasti lo akan ongkang-ongkang kaki. Tapi kalau lo memilih karena untuk yang terbaik dengan daerah lo, maka siapa pun yang terjadi setelahnya, siapa pun yang terpilih setelahnya ya lo ngelanjutin yang terbaik untuk negeri lo," tuturnya.

Sutradara film 'Partikelir' itu juga meminta orang-orang tak menyerang pemerintah. Sebab, lanjutnya, pemerintah semestinya diselamatkan dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan.

"Pemerintah nih jangan lo serang, tapi justru lo selamatkan dari kesalahan-kesalahan yang mungkin mereka lakukan. Iya dong," tuturnya.

"Karena lo tahu ada orang-orang yang terbaik di Indonesia kalau saja mereka maju wah Indonesia pasti keren. Tapi lo juga tahu orang-orang ini nggak maju, yang lo anggap terbaik nggak maju, berarti lo juga tahu yang ada di posisi politik, posisi menentukan DPR, kementerian atau presiden adalah orang-orang yang kita anggap kedua terbaik, ketiga terbaik misalnya. Nah sudah mah lo tahu orang-orang terbaik nggak menjabat, sudah mah lo tahu posisi yang menjabat adalah orang-orang kedua dan ketiga terbaik, masa nggak lo bantu," sambungnya.

"Kalau lo nggak bantu, ya berantakan dong negara lo. Ya kita bantu, kita terlibat di situ. Kita pastikan mereka tidak terjerumus ke kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan sendiri."

Di akhir video, Pandji Pragiwaksono menekankan lagi bagi orang yang 'menyesal memilih Jokowi' untuk memahami politik terlebih dahulu. Yang terpenting saat ini, katanya, membuat yang terbaik untuk negara.

"Untuk semua orang yang merasa tuh kan salah, gue menyarankan untuk lo tidak sering-sering kayak gitu, karena itu menggambarkan pemahaman lo akan politik dan peran kita dalam bermasyarakat. Orang yang bilang tuh kan bener pilihan gue, bukan pilihan lo, itu hanya pengin kelihatan bener saja. Padahal bukan kelihatan benar, yang penting apa yang terbaik untuk bangsanya kan," katanya.[dtk]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad