Kenakan Cadar, Hayati Mengaku Didukung Mahasiswanya - Pejuang.Net - Pusat Berita Islam Indonesia

Pejuang.Net - Pusat Berita Islam Indonesia

Situs Islam Rujukan

Breaking

Home Top Ad

Post Top Ad

Selasa, 05 Maret 2019

Kenakan Cadar, Hayati Mengaku Didukung Mahasiswanya


Pejuang.Net - Hayati Syafri yang telah dipecat dari IAIN Bukittinggi, mengaku mendapat dukungan dari peserta didiknya untuk tetap menggunakan cadar saat mengajar. Hal ini diungkapkannya kepada media saat ditemui di gedung BKN (Badan Kepegawaian Negara), Jakarta pada Senin (04/03/2019).

Hayati menceritakan, dalam pertemuannya dengan Itjen Kemenag disebutkan bahwa alasan pemecatannya dikarenakan masalah absensi dan cadar. Dia mengungkapkan saat itu diminta untuk melepas cadar ketika mengajar. Namun ia memilih menolak permintaan itu.

“Pilihan ini tentu saja sebagai seorang yang memang berprofesi sebagai dosen dan baru mendapatkan gelar doktor, berat. Akhirnya kami melakukan tawar menawar, tentunya mencari hal penengah yang pada prinsipnya, permasalahannya adalah permasalahan cadar,” ungkap Hayati.

Penampilan Hayati yang bercadar dinilai tidak sesuai dengan kode etik kampus yang mengharuskan dosen untuk berpakaian formil dan rapi sesuai syariat Islam. Meski Hayati telah meyakinkan bahwa busananya tak melanggar kode etik, namun ia tetap diminta melepaskan cadarnya karena dinilai tidak efektif dan menghambat pelajaran.

Ia pun mengatakan bahwa dirinya pernah meminta para mahasiswanya untuk mengevaluasi Hayati dalam mengajar. Hasilnya, banyak yang tidak mempermasalahkan cadar yang ia kenakan.

“Saya masih punya bukti-bukti evaluasi dari mahasiswa, umumnya mereka mendukung saya menggunakan cadar. Ini adalah dukungan yang luar biasa, apalagi ini dari mahasiswa saya sendiri yang merupakan anak-anak yang harus saya layani di kampus,” ujarnya.

“Tapi, drastisnya tetap alasan tidak efektifnya bercadar menjadi hal yang dikemukakan para pimpinan yang berwenang di kampus,” lanjut Hayati.

Terkait soal absensi, Hayati mengaku heran jika hanya dirinya yang dipermasalahkan. Ia menuturkan, banyak dosen di Bukittinggi yang juga mempunyai masalah yang sama.

“Tapi masalah ini bukan berarti karena mereka malas ya. Umumnya teman-teman saya itu bagus-bagus kriteria kualitasnya. Tapi memang untuk fingerprint pagi, sore itu nggak semua kami bisa,”imbuhnya. (kiblat)

Publis by : Pejuang.Net │ Ikuti kami di channel Telegram : t.me/pejuangofficial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad